Sabtu, 09 Maret 2013

Kisah Cintaku Yang Pahit


Kini galau yang kurasakan, janji yang sudah kita buat hilang begitu saja.
Namaku Sukma Dwi Hardiyanti, umurku 14 tahun, aku sekolah di sekolah swasta di kota Probolinggo. Begini kisah cintakuku yang begitu pahit.

        Tanggal 20 – 05 – 2012 itulah tanggal jadianku dengan pacarku Aldo. Kita menjalani dengan begiitu indah, kita saling menyayangi, mencintai dan mencoba setia sampai mati.. Aku dan dia sering keluar bersama menikmati alam ciptaan Tuhan sambil bergurau dengan mesrah. Hubungan kita disetujui oleh orang tua kita masing – masing. Kita sangat senang karena hubungan kita disetujui oleh orang tua. Aku tidak tau semalam mimpi apa tiba – tiba aldo minta putus. Dan kita sempat balikan dan putus lagi. Dia beralasan kalau dia gak boleh pacaran sama kedua orang tua dia. Aku mencoba percaya meskipun agak tidak percaya. Setelah aku putus dengan dia, aku merasa mengalami perubahan. Tapi perubah itu bukan perubahan yang positif namun perubaha negatif. Aku merasa aku mengalami perubahan 180 derajat. Dulunya rajin belajar sekarang rajin melamun. Dulunya suka berfikir sekarang suka berfikir, apakah aku bisa balikan tidak sama Aldo. Dulunya kalau berangkat sekolah pagi sekarang telat terus.

        Disitu aku mulai tau kalau cinta bisa merubah segala sesuatu.
Contohnya : 1. Sifat males menjadi rajin
                       2. Sikap urakan menjadi sikap pendiam
Contohnya tidak hanya itu masih banyak lagi yang belum aku sebutkan satu persatu. Tapi aku tidak bisa menunggu kamu terus karena aku dan kamu mempunyai hidup sendiri – sendiri. Aku mempunyai cita – cita dari dulu yaitu menjadi penulis yang harus aku capai setinggi – tingginya. Jadi biarlah kita jangan jadi musuh tapi aku berharap kamu jadi sahabatku selamanya yang selalu di sampingku. Dan akhirnya novel yang aku tulis itu dapat di terbitkan dan aku merasa senang karena cita – citaku dari kecil dapat tercapai. Aku juga bisa membahagiakan kedua orang tuaku. Gara – gara cinta aku bisa mencapai cita – cita.


Yang aku paling banggakan yaitu novelku yang aku tulis bisa masuk toko buku dan di promosika di mana – mana melalui televisi dan radio tertentu. Dan biarlah kalimat ini menjadi kalimat terakhir untuk Aldo,
 <<< I LOVE YOU >>>